New Energy Nexus bekerjasama dengan Climate Works Foundation, mengadakan Bali Women Climate Entrepreneurs – CONNEX Energy Meetups. Acara ini merupakan bagian dari upaya kami untuk membawa kesetaraan gender dalam ekosistem start-up energi bersih dan iklim di Bali.

Hampir seratus peserta berpartisipasi dalam acara ini, di mana kami memberikan informasi, perkembangan terkini, dan contoh nyata tentang pentingnya, tantangan, dan peluang kewirausahaan perempuan di bidang energi bersih dan inovasi iklim, khususnya di Bali.

Berikut adalah enam wawasan utama dan kisah inspiratif dari para narasumber utama dalam investasi dan inovasi energi bersih

1. Stigma tak berdasar dan keuntungan modal

“Saat penggalangan dana, para founder pria dan wanita diberikan pertanyaan berbeda oleh investor. Founder perempuan cenderung ragu, meskipun dengan dana USD 1, perempuan bisa mendapatkan pendapatan USD 0,8 sedangkan laki-laki hanya bisa mendapatkan USD 0,3. Dapat disimpulkan bahwa inti permasalahannya adalah kurangnya akses terhadap modal finansial dan sosial bagi pengusaha perempuan.” 

– Erieka Kosasih, Investment Analyst di AC Ventures

2. Pentingnya partisipasi aktif dalam percepatan transisi energi.

“Ada beberapa tantangan yang perlu kita atasi dalam rangka peningkatan kapasitas pembangkit energi bersih. Diantaranya adalah mengatasi kompetensi sumber daya manusia, infrastruktur dan ekosistem yang tidak memadai, kebijakan pendukung yang mendorong pengembangan energi bersih, dan proyek energi bersih, proyek investasi tinggi. Oleh karena itu, kami membutuhkan startup energi bersih dan inovasi iklim untuk masuk dan membawa inovasi ke lanskap.”

– Ida Bagus Setiawan, Kepala Bidang Energi & Sumber Daya Mineral, Dinas Ketenagakerjaan Energi dan Sumber Daya Mineral Bali

3. Kesempatan yang sama untuk semua

“Untuk mengatasi perubahan iklim, kita perlu mengatasi ketidaksetaraan gender. Tidak diragukan lagi bahwa perempuan juga sangat terpengaruh oleh perubahan iklim. Penting untuk mendukung perempuan untuk belajar, memiliki karir/bisnis, terlihat dan didengar dalam topik diskusi apa pun. Yang lebih penting, akses ke pengetahuan yang kita butuhkan untuk memberikan kontribusi terbaik kita.”

–  Widyawati CFO Sangkara

4. Empowered women empower women.

“Ketika kita meminimalkan ketidaksetaraan gender, secara statistik, kita bisa menghindari 2 juta ton emisi CO2, dan perempuan dengan akses pendidikan dapat membantu mencegah 120 juta ton lagi. Representasi, baik itu secara etnis, gender, atau ras, sangat penting. Anak-anak mencari orang-orang yang tulus, yang kemudian mewujudkan impian mereka untuk menjadi peran-peran khusus tersebut. Jika kita ingin lebih banyak pengusaha perempuan di luar angkasa, maka harus ada representasi panutan yang bisa dicontoh oleh anak perempuan.” 

– Rika Novayanti, Strategic Communications Director di PURPOSE

5. Pentingnya lensa gender dan investasi tahap awal 

“Investor yang dulunya menitikberatkan fokusnya pada keuntungan, kini telah bergeser ke arah investasi berdampak, dengan menggunakan lensa gender sebagai salah satu penilaian. mereka menyebut tren saat ini Gender Smart Investing (lensa gender + pengembalian finansial). Memahami gender adalah kunci dalam diskusi iklim; real value , pertumbuhan (growth), dan penggerak inovasi adalah tiga faktor yang dapat membantu lanskap investasi iklim bagi perempuan untuk melewati lembah kesulitan dalam pertumbuhan startup.”

– Cynthia, Investment Associate di ANGIN

6. Tiga tips untuk para pemimpin perempuan

“Saya mengosongkan rekening bank saya dan meninggalkan perusahaan untuk memulai Azura Indonesia. Azura Indonesia adalah startup yang menyediakan teknologi hijau yang dapat diakses oleh masyarakat pesisir. Kepada rekan-rekan calon pemimpin perempuan di luar sana, saya ingin mendorong tiga hal; kita harus punya rasa ingin tahu yang tinggi tentang hal-hal baru, selalu tergerak untuk bertanya, dan terus bergerak meskipun dalam keadaan sulit.”

– Nadea, CEO dan pendiri Azura Indonesia.