Bali Women Leaders Network: Perempuan Penggerak Perubahan

Pada tanggal 15 Juli 2023, New Energy Nexus (NEX) Indonesia menyelenggarakan Bali Women Leaders Network, mempertemukan hampir 200 perempuan pemimpi, pendiri startup, kaum muda, pemimpin komunitas, dan ekspert. Acara ini diselenggarakan untuk mendorong diskusi aktif antar pemangku kepentingan untuk menceritakan peluang, tantangan dan inspirasi untuk mendorong Bali menuju netralitas iklim pada tahun 2045. Berkolaborasi dengan ClimateWorks Foundation, acara ini juga memperingati perjalanan 8 startup yang berhasil menyelesaikan program inkubasi dan akselerasi bisnis melalui Bali Women Climate Entrepreneur Project.

Dalam rangkaian acara, 18 startup yang dipimpin perempuan berkesempatan untuk memamerkan ide-ide inovatif mereka dan membina kolaborasi. Sesi lokakarya khusus berjudul ‘Suara Masa Depan: Kekuatan Kaum Muda untuk Aksi Perubahan Iklim,’ yang difasilitasi oleh Yayasan Pratisara Bumi, melibatkan peserta muda dalam diskusi dan lokakarya yang bermakna.

Spotlight Session: Meet the women founders

Salah satu agenda utama dalam acara ini adalah Spotlight Session: Meet the women founders. Delapan perempuan pemimpin startup inovasi iklim menceritakan perjalanan mereka dan bagaimana mereka berproses selama mengikuti program inkubasi dan akselerasi bisnis, Bali Women Climate Entrepreneur Project. 

Yufi Gobel, Pendiri dan CEO Chickbecik, menekankan pentingnya memiliki mentor dalam mengembangkan startup: “Mentor sangat penting dalam mengembangkan startup. Ketika saya bertemu tim NEX Indonesia, saya belajar untuk menyempurnakan ide-ide saya. Saya belajar pentingnya menguji asumsi sendiri dan memahami realitas pasar. Pesan saya kepada teman-teman yang ingin mengembangkan startup atau inovasi adalah carilah mentor. Dengan bantuan mentor, fase pengujian produk teman-teman akan lebih fokus dan terukur, dan teman-teman juga dapat membuat keputusan yang lebih terencana dengan setiap risiko dan peluang yang ada.”

Lala Maelani, CEO Gumitri, menekankan pentingnya memahami value dan niat utama dalam mengembangkan inovasi: “Tahu dengan pasti apa misi dan intensi kita, apa niat kita, capaian seperti apa yang ingin kita raih. Sehingga jika dalam perjalanan teman-teman menghadapi tantangan, intensi awal kita akan membuat kita semangat untuk memperjuangkan apa yang sedang kita perjuangkan. Carilah rekan-rekan yang punya misi yang sama dan komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan bersama”

Tasya Karissa, Pendiri dan Direktur Eksekutif Biorock Indonesia, menceritakan pengalamannya dalam menghadapi tantangan administrasi yang timbul karena memiliki dua entitas yang berbeda, yaitu yayasan dan PT, “Saya kesulitan mengelola tugas administrasi dengan efektif. Sebagai pemimpin, saya menyadari pentingnya mengawasi banyak aspek, dan memiliki sistem administrasi yang terorganisasi dengan baik sangat penting agar Biorock Indonesia dapat beroperasi dengan efisien. Melalui Bali Women Climate Entrepreneur Project, saya diperkenalkan dengan mentor yang sangat membantu dan sekarang saya memiliki standar operasional prosedur yang lebih baik. Harapannya, ini adalah milestone awal untuk pencapaian-pencapaian lainnya dari Biorock Indonesia”

Marcella Steffany, Tim Komunikasi dan Pengembangan Bisnis di Tri Hita Consulting, menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung agar perempuan dapat berkembang dalam karier mereka: “Mempunyai lingkungan yang mendukung sangat memengaruhi kemampuan kami, sebagai perempuan, untuk berkembang dalam karier. Memiliki tim yang mendukung, mentor yang mendukung, dan lingkungan yang mendukung upaya kami serta tidak menilai kami karena gender, namun karena kemampuan kami.”

Kekuatan Pendidikan dan Gerakan yang Dipimpin Masyarakat untuk Keberlanjutan Lingkungan

Dimoderatori oleh Thilma Komaling, tech catalyst & sustainability activist, para pembicara membagikan kisah inspiratif mereka:

Sukriyatun Niamah, Pendiri, Direktur Operasional dan Pemasaran Robries, membahas upaya perusahaan dalam membangun startup desain dan produk yang terbuat dari limbah plastik. Meskipun menghadapi berbagai diskriminasi sebagai seorang perempuan muda memimpin bisnis, ia menolak untuk diremehkan dan menekankan pentingnya bekerja sama dengan mitra yang beragam dengan kebiasaan dan pola pikir yang berbeda. Determinasinya untuk mewujudkan visinya melebihi rintangan tersebut. Menyadari kebutuhan mendesak untuk mengurangi limbah plastik, Niam menyoroti aspek penting pengelolaan limbah plastik yang ada secara efektif untuk mencegah polusi. “Saat ini, Robries telah berhasil bermitra dengan lebih dari 100 individu dari berbagai komunitas dan pengumpul limbah. Menurut saya, penting untuk mengembangkan kapasitas komunitas untuk mengolah limbah plastik yang jenisnya banyak dan berbeda bentuk penanganannya. Memberdayakan mitra-mita kami sama pentingnya dengan aspek lain dalam pengembangan bisnis Robries.”

Aniek Puspawardani, pemimpin proyek Desa Wisata Kelucung, menceritakan awal mula ia mengembangkan Desa Wisata Kelucung, banyaknya alihfungsi lahan yang  mengancam mata pencaharian masyarakat mayoritas di Desa Kelucung sebagai petani “Menciptakan peluang kerja, seperti usaha homestay, usaha kuliner, barang dagangan, pengalaman, dan usaha yang mendukung pariwisata yang memprioritaskan keberlanjutan dan memberdayakan masyarakat lokal, dapat meningkatkan pendapatan mereka. Namun, ini perlu disertai dengan pelatihan untuk mengembangkan sumber daya manusia profesional di semua profesi di Desa Kelucung, serta dukungan dari para pemangku kepentingan untuk menjadikan Desa Kelucung mandiri dan kuat. Ini bukanlah tugas yang mudah, tetapi saya akan terus berjuang agar anak-anak kami dapat terus menikmati keindahan Kelucung.”

Ida Rahayu, Pencipta inisiatif Seeds to Table, membahas bagaimana program berbasis permaculture-nya mengatasi tantangan limbah dan produksi makanan. Ia mengingatkan kita untuk memperhatikan label makanan dan mempertimbangkan dampak apa yang kita konsumsi terhadap kesehatan dan tubuh kita. Ida menyoroti beberapa langkah yang bisa kita ambil: “Menanam makanan sendiri atau mendukung petani lokal, mengurangi limbah kemasan, memilih makanan organik, dan memilah sampah dengan benar. Saya juga sangat menyarankan untuk memasak makanan kita sendiri agar lebih memahami apa yang kita konsumsi. Dengan mengambil langkah-langkah sederhana ini, kita juga dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi.”

Mendalami Penggalangan Dana dan Investasi dengan Lensa Gender dari Perempuan Pendiri Startup & Investor 

Dimoderatori oleh Dini Septiani, Direktur Regional ASEAN dari AVPN, Diskusi ini mengupas bagaimana pengalaman investor dan pendiri startup dalam penggalangan dana

Helga Tjahjadi, CEO & Co-Founder Burgreens & Green Rebel, membagikan perjalanannya dalam membangun bisnis F&B yang sukses bersama mitranya, Max Mandias, “Saya hamil di tengah-tengan kami penggalangan dana uuntuk bisnis kami.  Beberapa VC yang saya temui, malah mempertanyakan kapabilitas saya dan tim kami, khawatir cuti melahirkan akan mengurangi produktivitas saya dan membuat perusahaan sulit mencapai target bisnis kami. Namun, di sisi lain, kami juga bertemu dengan angel investor dan VC yang mendukung kehamilan saya dan sangat membantu dalam mendukung pertumbuhan bisnis kami. Mereka membuka pintu untuk saya bertemu dengan lebih banyak calon investor — dan sebagai hasilnya, kami menutup seri pendanaan saat periode cuti saya. Kami membuat berbagai opsi mitigasi dan rencana agar perusahaan tetap berjalan optimal selama saya cuti. Pesan saya, saat ini, adalah waktu yang tepat bagi kita, perempuan, untuk mengejar tujuan kita karena kita memiliki lebih banyak dukungan.”

Samantha Tedjosugondo menekankan pentingnya mengakui dan mengatasi tantangan sebagai bagian integral dari menjalankan startup: “Penting bagi kita untuk mengakui bahwa selalu ada risiko dan tantangan, tetapi yang lebih penting adalah kita memiliki strategi mitigasi yang efektif. Kami terkesan oleh tim manajemen startup yang terbuka tentang tantangan yang mereka hadapi dan aktif mengatasinya. Risiko ada bersama peluang, dan ini tidak hanya menjadi tugas pemimpin untuk menyadari hal ini, tetapi juga anggota tim di dalamnya.”

Atika Benedikta menekankan pentingnya investasi berlensa gender dan memberdayakan perempuan: “Penting untuk mendukung dan menciptakan lingkungan yang memberdayakan perempuan sebagai pemangku kepentingan, kontributor aktif, pelaku, dan pengambil keputusan. Kontribusi dan pandangan perempuan sama pentingnya, dan ini bukan tentang kompetisi kekuasaan, melainkan tentang memberdayakan semua secara merata.”

Acara Bali Women Leaders Network mendukung dan merayakan upaya perempuan penggerak inovasi iklim dan energi bersih. 

Comments are closed