Merealisasikan semangat kaum muda, New Energy Nexus (NEX) Indonesia menyelenggarakan NEX STEP XChange, Seri ketiga. Program ini bertujuan untuk mendukung generasi muda untuk aktif berpartisipasi dalam mendorong transisi energi sebagaimana 82% kaum muda kini semakin sadar akan perubahan iklim (Indikator Politik Indonesia dan Yayasan Indonesia Cerah).
New Energy Nexus Indonesia, berkolaborasi dengan Society of Renewable Energy Universitas Indonesia (SRE UI) dan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (TKTE) Provinsi DK Jakarta berhasil melaksanakan seri NEXSTEP XChange ketiganya. NEXSTEP XChange yang berlangsung di Kampus Universitas Indonesia ini terdiri dari kegiatan Policy Case Competition dan Policy Workshop. Pelaksanaan Policy Case Competition dan Policy Workshop ini bertujuan untuk untuk memfasilitasi dialog, serta mengembangkan ide dan solusi kebijakan yang komprehensif dalam mengatasi isu transisi energi yang nyata di DK Jakarta.
Policy Workshop bertemakan “Policy Drafting as the Base of Energy Transition System in Jakarta” diawali dengan pemaparan materi oleh Ayiful Ramadhan Asit selaku Kepala Seksi Bidang EBT Dinas TKTE DKI Jakarta, dan Muhammad Ziaulhaq Syafahri, Policy Analyst New Energy Nexus Indonesia.
Ayiful Ramadhan Asit, selaku Kepala Seksi Bidang Energi Baru Terbarukan (EBT) Dinas Tenaga Kerja, Ketenagalistrikan, dan Energi DKI Jakarta, memulai sesi dengan memaparkan materi terkait rencana, target, dan proses implementasi EBT di Jakarta. Selain itu, Ayiful Ramadhan Asit juga memberi penjelasan mengenai beberapa program yang telah dilaksanakan oleh Dinas TKTE DKI Jakarta. Beliau menyoroti tantangan dan peluang yang masih dapat dimanfaatkan untuk mempercepat penggunaan EBT, dengan melibatkan berbagai pihak, terutama kaum muda, dalam mendukung transisi energi di DKI Jakarta.
Dihadiri oleh lebih dari 65 peserta kaum muda, mereka antusias mengikuti paparan dan praktik bedah studi kasus yang dibawakan oleh Muhammad Ziaulhaq Syafahri, selaku Policy Analyst New Energy Nexus Indonesia, Kali ini, peserta diajak untuk tahu lebih dalam proses pembuatan kebijakan di Indonesia yang berfokus pada pentingnya partisipasi kaum muda dalam transisi energi. Selain itu, Ziaulhaq Syafahri juga menjelaskan beberapa kerangka kerja yang dapat digunakan dalam menganalisis kebijakan, mulai dari identifikasi masalah, penyusunan solusi, hingga pembuatan simulasi.
“Senang sekali ada sesi diskusi dengan fasilitator sehingga kita benar-benar diarahkan untuk mengembangkan framework dari suatu permasalahan, dari bagaimana kita breakdown dari keterlibatan tiap aktor, dan belajar bagaimana Jakarta mencapai target emisi. Selain itu, kita bisa melihat permasalahan dari stakeholder yang terlibat, menganalisis suatu permasalahan, menganalisis sumber masalah, dan mencari solusi dari studi kasus yang diberikan” ungkap salah satu mahasiswa Universitas Indonesia.
Rangkaian acara NEXSTEP XChange seri ketiga di Jakarta ditutup dengan kompetisi final Policy Case Competition. Kompetisi ini berhasil menarik 32 tim dari berbagai universitas di DKI Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang. Pada babak final, terpilih 5 tim yang mendapatkan kesempatan untuk memaparkan presentasi mengenai solution paper yang telah disusun sebelumnya.
Berdasarkan penilaian dewan juri, Pemenang dari kompetisi tersebut adalah The Debutants – Universitas Indonesia (Winner). Kemudian posisi selanjutnya ditempati oleh Good Governance – Universitas Indonesia (1st Runner Up), Brussels – Universitas Indonesia (2nd Runner Up), Catalyst Group – Universitas Indonesia (3rd Runner Up, dan Brussels – Universitas Indonesia (Best Presentation).
Berikut adalah empat rekomendasi inovatif yang disampaikan oleh para finalis mengenai kebijakan di sektor teknologi bersih di DK Jakarta:
Feasibility Analysis dan Pestle Feasibility dalam analisis kebijakan
“Kami menuangkan langkah kebijakan menggunakan FMEA Feasibility Analysis dan Pestle Feasibility, yaitu sistem analisis bersama dan harmonisasi kebijakan energi yang sinergis untuk memperbaiki harmonisasi regulasi pusat dan daerah, sistem pendanaan integratif dan transformatif unggul untuk mengatasi masalah finansial dengan skema blended finance & insentif fiskal maupun non-fiskal, serta sistem edukasi dan promosi energi lestari untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,” ungkap M. Syafiq Zufarulhaq, selaku ketua tim The Debutants dari Universitas Indonesia, Winner pada Policy Case Competition NEXT STEP XChange DK Jakarta.
“Kami juga melihat besarnya potensi pendanaan dari Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) sebagai salah satu pendanaan filantropi hingga mencapai Rp. 27 T yang dapat di-circulate untuk mendanai sektor energi bersih,” tambahnya.
Kebijakan adopsi teknologi plasma gasifikasi
“Permasalahan energi di DK Jakarta kami tinjau dari rendahnya komitmen pemerintah menangani permasalahan sampah. Kami menawarkan pembuatan kebijakan adopsi teknologi plasma gasifikasi untuk pengolahan sampah perkotaan di DK Jakarta untuk mengubah sampah menjadi syngas renewable fuels. Rekomendasi kebijakan ditinjau dari aspek legal, ekonomi, sosial dan perilaku yang kami tuangkan melalui proses analisis SWOT dan stakeholder mapping,” uUjar Dwina Fitriani Dharmawan, selaku ketua tim Good Governance dari Universitas Indonesia.
Lima sasaran untuk realisasikan PLTS capai 200MW
Rekomendasi yang berbeda juga dikemukakan oleh tim Brussels, delegasi Universitas Indonesia yang sukses mendapatkan 2nd Runner Up sekaligus kategori Best Presenter.
“Kami memiliki fokus menyoroti permasalahan kebijakan EBT melalui adopsi PLTS atap pada rumah tangga di DK Jakarta. Model sistem dinamis disimulasikan untuk mendapatkan skenario dalam mencapai target pemerintah DK Jakarta yaitu 200 MW kapasitas terpasang PLTS pada tahun 2050. Target 200 MW kapasitas terpasang PLTS perlu dilakukan dengan 5 sasaran, yaitu social awareness and education, open access to financing, licensing and regulation simplification, advocacy and incentives, serta research and development jangka pendek, menengah, dan panjang.”
Strategi ESSA dan Aplikasi Surya Berdaya
Sementara itu, Zahhara Chairunnisa, tim Catalyst Group dari Universitas Indonesia, selaku 3rd Runner Up pada Policy Case Competition NEXT STEP XChange DK Jakarta mengungkapkan rekomendasi solusi kebijakan melalui perspektif peningkatan gas rumah kaca (GRK).
“Kami merekomendasikan solusi melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan EBT melalui instrumen kebijakan berbasis pendekatan planned behaviour yang diimplementasikan melalui strategi ESSA (Edukasi, Skema Pembiayaan, Surya Berdaya, dan Adopsi Insentif). Satu hal baru yang diusulkan oleh tim Catalyst yaitu, pengembangan aplikasi bernama “Surya Berdaya” sebagai aplikasi yang dapat mengintegrasikan pemerintah provinsi DK Jakarta, masyarakat, penyedia instalasi panel surya rumah tangga, serta Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai regulator insentif fiskal. Melalui pengembangan aplikasi pemerintah dapat menyebarluaskan policy update dengan tepat sasaran kepada masyarakat yang tertarik menggunakan panel surya.” Ungkap Zahhara Chairunnisa, tim Catalyst Group dari Universitas Indonesia, selaku 3rd Runner Up pada Policy Case Competition NEXT STEP XChange DK Jakarta saat membahas tentang solusi solusi kebijakan melalui perspektif peningkatan gas rumah kaca (GRK).
Azzam Aulia, selaku salah satu finalis dari tim Debutants mengenai Policy Case Competition kali ini merangkum pendapatnya tentang Policy Case Competition NEXSTEP XChange Jakarta,
“Policy Case Competition merupakan kegiatan yang sangat komprehensif. Melalui kegiatan ini, kita diajarkan bagaimana untuk berpikir kritis, berpikir efektif, dan bagaimana kita bisa solutif untuk memecahkan solusi dari studi kasus yang ada. Kegiatan ini merupakan titik awal bagi anak muda dapat berkontribusi melalui ide-ide segarnya pada penyusunan kebijakan energi.”
New Energy Nexus Indonesia bekerja untuk mendukung keterlibatan kaum muda pada proses pembuatan kebijakan transisi energi. New Energy Nexus Indonesia meyakini bahwa keterlibatan kaum muda pada kebijakan transisi energi dapat mengakselerasi target bauran energi baru terbarukan (EBT) di level nasional maupun level sub-nasional adalah hal krusial. Tidak hanya di Jakarta, NEX STEP XChange akan kembali hadir di Bali, DI Yogyakarta, dan NTT.