Lebih dari Formalitas: Perayaan Budaya yang Menghubungkan Generasi Muda Bali dengan Inovasi Iklim

Adela Damika Putri adalah Program Associate di New Energy Nexus Indonesia. Adela mendapatkan gelar sarjana di bidang bioengineering dan gelar magister di bidang biomanajemen dari Institut Teknologi Bandung, serta merupakan penerima beasiswa GTA-100. Di waktu luangnya, ia gemar berlari dan telah berpartisipasi dalam beberapa lomba half marathons.

Di Indonesia, dampak krisis iklim bukan lagi ancaman yang terasa jauh dari jangkauan. Masyarakat kita, terutama kaum muda, semakin sadar akan isu-isu lingkungan dan ingin mendorong perubahan. Namun, diskusi tentang iklim sering kali terasa eksklusif, terbatas pada diskusi dalam pertemuan formal atau lokakarya teknis, yang meskipun informatif, namun kurang maksimalmenjangkau audiens yang lebih luas. Inilah mengapa kami mengonsep Megalungan Iklim-sebuah acara yang menghubungkan orang-orang dengan isu-isu iklim melalui kegiatan informal, relevan, dan kolaboratif. Saya dan tim New Energy Nexus Indonesia (NEX Indonesia) berusaha untuk membuat acara yang berakar pada budaya lokal dan kearifan alam Bali, sambil secara sadar meminimalisasi jejak karbon.

Megalungan Iklim: Sebuah proses kolaboratif

Ide untuk Megalungan Iklim muncul dari diskusi dengan target audiens kami, kaum muda Bali, yang sangat ingin mengatasi perubahan iklim tetapi sering terhalang oleh formalitas acara lingkungan konvensional. Kami bermitra dengan penyelenggara acara lokal, Goodfriends, yang memiliki visi yang seru. Kami ingin menciptakan lingkungan di mana orang-orang dapat merayakan, berbagi ide, dan terinspirasi untuk membuat perbedaan-semua sambil memastikan acara itu sendiri diwujudkan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Selain itu, kami juga ingin acara ini menjadi tempat bagi portofolio startup kami untuk membina dan membangun hubungan, membangun fondasi yang kuat untuk ekosistem yang berkembang bagi startup yang berfokus pada energi bersih dan iklim.

Kunci dari konsep acara ini adalah kolaborasi. Kami mengundang para musisi, seniman, inovator lokal, dan pegiat keberlanjutan untuk bersama-sama menciptakan pengalaman yang menggabungkan musik, seni, dan dialog. Kami berkolaborasi  dengan Nosstress, sebuah band asal Bali yang mengadvokasi kesadaran lingkungan melalui lirik lagu. Musik mereka sangat menyentuh bagi para audiens, berbicara tentang isu iklim dengan musik dan lirik Nosstress menjadi pengalaman nonton pertunjukan musik yang personal dan penuh makna.

Menciptakan acara yang ramah lingkungan dan rendah emisi

Salah satu tujuan utama kami adalah untuk benar-benar menjalankan prinsip keberlanjutan dengan menyelenggarakan acara yang ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan sumber daya. Kami meninjau setiap aspek logistik Megalungan Iklim untuk meminimalisasi emisi dan limbah. Berikut ini beberapa pendekatan yang menurut kami efektif:

  • Pemilihan tempat acara: Memilih tempat yang dikelola komunitas lokal adalah langkah pertama kami. Pemilik Taman Baca Kesiman, Pak Agung Alit dan keluarganya hanya mendukung acara yang menghargai acara yang berdampak positif. Hal ini menambah keyakinan kami pada pilihan lokasi.
  • Penggunaan material ramah lingkungan: Sejak awal, kami berkomitmen untuk meminimalisasi limbah. Dekorasi kami menggunakan material yang dapat digunakan kembali atau dapat terurai secara alami. Kami pun menyediakanmakanan dan minuman dari vendor lokal yang memiliki nilai-nilai yang sama dengan kami. Upaya ini tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga mendukung bisnis lokal, menciptakan siklus positif yang berdampak bagi komunitas.
  • Penggunaan energi yang bijaksana: Sebagai bagian dari inisiatif energi bersih, kami memastikan untuk menghindari instalasi yang tidak perlu. Karena acara diadakan di luar ruangan, kami menjaga penggunaan lampu seminimal mungkin, sehingga keindahan natural di lokasi acara tetap terpancar. Pada malam hari, area utama diterangi lampu-lampu hias, menciptakan suasana magis.  Dengan bijak menggunakan energi, kami menunjukkan bahwa menciptakan acara yang berkesan dengan dampak lingkungan yang minim adalah hal yang mungkin.
Mengapa acara iklim informal penting

Di NEX Indonesia, kami percaya bahwa acara tentang iklim seharusnya tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga menginspirasi. Megalungan Iklim dirancang sebagai ruang di mana ide-ide iklim tidak hanya dibahas tetapi juga dirayakan. Melalui seni, musik, dan cerita, acara ini menciptakan platform yang mudah diakses dan menarik, di mana orang bisa terhubung secara personal dengan isu-isu iklim. Suasana yang santai membantu menghilangkan batasan dari acara formal, membuat orang merasa lebih nyaman dan terbuka pada ide-ide baru, mengajak teman yang mungkin belum akrab dengan topik ini, serta belajar hal-hal baru.

Percakapan kami dengan salah satu kaum muda yang hadir mengungkapkan bahwa mereka sering merasa terputus dari pembahasan iklim yang konvensional. Dengan menyajikan isu-isu iklim lebih mudah dipahami, kami menjembatani kesenjangan ini dan mendorong rasa tanggung jawab serta antusiasme yang lebih mendalam.

“Acara ini diorganisasi dengan sangat bijak dan memiliki sentuhan filosofis. Setiap agenda membawa kami, para peserta dari berbagai generasi dan latar belakang, menjadi lebih dekat. Kami berbagi makanan sehat yang mengingatkan kami pada tradisi kuliner Bali yang kaya. Penampilan Nosstress sangat luar biasa, dan sifat inklusif Megalungan Iklim membuat acara ini dapat diakses oleh semua orang, tidak hanya yang berasal dari Bali. Saya mendapatkan banyak pengetahuan, terutama dari acara talk show, yang membantu saya memahami bisnis-bisnis yang menangani krisis iklim.”

Apa yang saya pelajari dari Megalungan Iklim

Merencanakan Megalungan Iklim mengajarkan kami banyak hal tentang bagaimana membuat acara yang berdampak besar dengan dampak ekologis yang minimal. Berikut adalah beberapa tips yang kami rekomendasikan bagi siapa saja yang tertarik untuk menyelenggarakan acara serupa:

  1. Memahami kebutuhan audiens: Sebelum mulai merencanakan, ajak target audiensAnda untuk berdiskusi. Pahami kekhawatiran, preferensi, dan apa yang mereka rasa relevan. Bagi kami, jelas bahwa kaum muda menginginkan acara yang dinamis, bermakna, dan mudah diakses. Hal ini memengaruhi seluruh pendekatan kami, mulai dari nuansa  diskusi hingga pilihan acara kegiatan.
  2. Tetap berkomitmen pada nilai-nilai anda: Menjalankan apa yang Anda katakan sangat penting. Tentukan tujuan keberlanjutan yang jelas dan pastikan setiap aspek acara selaras dengan nilai-nilai tersebut. Dari pengelolaan sampah hingga opsi transportasi, pastikan setiap keputusan sejalan dengan komitmen Anda terhadap lingkungan.
  3. Membangun jaringan mitra yang memiliki visi yang sama:  Menemukan mitra yang memiliki visi yang sama akan memperkuat dampak acara. Kami beruntung dapat berkolaborasi dengan bisnis dan kreator lokal yang sejalan dengan tujuan keberlanjutan kami, sehingga memudahkan kami merencanakan acara yang kohesif.
  4. Fokus pada budaya dan sumber daya lokal: Salah satu pilar utama Megalungan Iklim adalah keterkaitannya dengan budaya lokal. Dengan mengintegrasikan musik, seni, dan kearifan lokal, kami dapat menciptakan pengalaman yang terasa otentik dan bermakna bagi audiens kami.
  5. Jangkau lebih banyak orang: Hindari membatasi audiens hanya pada mereka yang sudah peduli dengan keberlanjutan. Kerja sama dengan mitra komunitas dapat memperluas jangkauan acara. Rancang pesan Anda untuk menarik audiens yang beragam, termasuk orang-orang yang mungkin belum familiar dengan isu iklim. Masukkan elemen menarik seperti sesi interaktif, storytelling, atau pertunjukan budaya yang membuat keberlanjutan terasa relevan dan menarik bagi semua orang. Dengan cara ini, Anda menciptakan ruang yang ramah untuk perspektif baru.
Lebih dari acara 1 hari saja

Megalungan Iklim bagi saya lebih dari sekadar acara; ini adalah pengingat tentang kekuatan komunitas ketika bersatu untuk tujuan bersama. Keberhasilan acara ini menguatkan keyakinan kami bahwa aksi iklim dapat—dan seharusnya—dirayakan sebagai perjalanan kolektif. Kami berharap dapat menginspirasi organisasi dan komunitas lain untuk menciptakan ruang mereka sendiri untuk berdialog tentang iklim, di mana orang-orang bisa berkumpul untuk belajar, berkolaborasi, dan berkembang bersama.

Sebagai bagian dari generasi muda, saya merasa: kita butuh ruang. Kita butuh akses. Kita butuh kesempatan untuk berdiskusi, terhubung, dan berjejaring agar pembahasan iklim semakin kaya. Rasanya sangat menyenangkan ketika acara-acara yang penuh perhatian, inklusif, dan berakar kuat dalam budaya kita bisa dengan mudah diakses oleh kaum muda.

Comments are closed