Yogyakarta, 7 September 2024 – Dalam upaya mewujudkan semangat kaum muda, New Energy Nexus (NEX) Indonesia, berkolaborasi dengan Society of Renewable Energy Universitas Gadjah Mada (SRE UGM) dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Energi Sumber Daya Mineral Daerah Istimewa Yogyakarta (Dinas PUPESDM DIY), mengadakan NEX STEP XChange seri kelima. Program ini ditujukan untuk mendukung penuh atensi kaum muda terhadap isu perubahan iklim yang saat ini kian terjadi.
NEXSTEP XChange yang bertempat di Kampus Universitas Gadjah Mada ini terdiri dari kegiatan Policy Case Competition dan Policy Workshop. Kedua kegiatan ini menjadi wadah aspirasi serta pengembangan ide dan solusi kebijakan dari para kaum muda di DI Yogyakarta dalam mengatasi isu transisi energi di DI Yogyakarta.
Policy Case Competition pada seri kali ini mengusung tema kasus “Pengembangan Instrumen Kebijakan Konservasi Energi untuk Mewujudkan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Provinsi Rendah Emisi”. Kompetisi ini berhasil menarik 17 tim dari berbagai universitas di Provinsi DI Yogyakarta dan 5 tim telah terpilih untuk melaju ke babak final pada 7 September 2024.
Berdasarkan penilaian dewan juri, selamat kepada:
Juara 1: Abhipraya – Universitas Gadjah Mada
“Melihat belum optimalnya Pemerintah Daerah DI Yogyakarta dalam mengimplementasikan kebijakan berbasis EBT serta tingginya emisi yang dihasilkan oleh transportasi dan rumah tangga, kami merekomendasikan Pemda DIY untuk memanfaatkan EBT pada sektor rumah tangga produktif dan mendorong untuk optimalisasi layanan transportasi publik melalui tiga program: pembentukan wadah ekosistem R&D bagi para akademisi, integrasi dan peningkatan kualitas layanan transportasi publik, dan pemanfaatan EBT bagi industri rumah tangga produktif melalui pendanaan berbasis komunitas kolaboratif” Ungkap Rakha Pradipa Auliya, Ketua tim Abhipraya, Juara 1 Policy Case Competition NEXSTEP XChange DIY.
Juara 2: GAMAJELL – Universitas Gadjah Mada
Mereka menyarankan PLN, KESDM, dan Dinas PUPESDM DIY untuk melakukan analisis dan menyalaraskan kebijakan bersama sehingga tidak ada regulasi yang tumpang tindih. Selain itu, mereka juga menyarankan adanya skema blended financing dengan sektor swasta ataupun filantropi untuk meminimalisasi risiko investasi di sektor EBT serta menyediakan insentif fiskal dan finansial untuk menarik investasi masuk ke DIY. Tidak hanya itu, mereka juga merekomendasikan untuk tidak ketinggalan membangun kesiapan SDM melalui program edukasi dan pengintegrasiannya dengan kurikulum sekolah yang ada.
Juara 3: Gamarizz – Universitas Gadjah Mada
Gamarizz dari Universitas Gadjah Mada yang diketuai oleh Fariz Ramzi Asshidqi, melihat DI Yogyakarta yang saat ini sedang menghadapi masalah darurat sampah, kelompok Gamarizz merekomendasikan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang berlokasi di TPA Piyungan untuk menjadi sumber EBT sekaligus menjadi solusi atas banyaknya sampah yang tidak terolah di DIY.
Rakha Pradipa Auliya, selaku perwakilan tim Abhipraya, dalam kesempatan lain juga mengemukakan pendapatnya tentang Policy Case Competition ini, “Kami bersyukur bisa belajar bareng di sini mengenali kebijakan-kebijakan energi khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tantangan terberat dalam kompetisi ini adalah memahami istilah-istilah teknis terkait energi. Namun, kami berfokus pada tingkat manajerial sehingga kebijakan-kebijakannya bisa diaplikasikan.”
Bersamaan dengan diadakannya babak final Policy Case Competition, New Energy Nexus Indonesia juga menyelenggarakan Policy Workshop bertemakan “Shaping DIY’s Energy Transition Policies for a Sustainable Future”. Policy Workshop ini diisi oleh dua pembicara yaitu Yustina Ika Kurniawati selaku Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Energi Sumber Daya Mineral Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Enda Grimonia, Policy Analyst New Energy Nexus Indonesia.
Yustina Ika Kurniawati selaku Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Energi Sumber Daya Mineral Daerah Istimewa Yogyakarta, memulai sesi dengan memaparkan materi terkait rencana, target, dan proses implementasi EBT di DI Yogyakarta. Selain itu, Bu Ika menunjukkan bahwa mereka berfokus pada upaya Yogyakarta menuju transisi energi, dengan menekankan pembangunan infrastruktur energi bersih dan terbarukan. Rencana ini menguraikan kebijakan dan program strategis untuk mencapai target pengurangan emisi regional, mempromosikan energi terbarukan, dan memastikan akses dan keamanan energi yang selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Dihadiri oleh lebih dari 73 peserta kaum muda, mereka antusias mengikuti paparan dan praktik bedah studi kasus yang dibawakan oleh Enda Grimonia, selaku Policy Analyst New Energy Nexus Indonesia, Kali ini, peserta diajak untuk tahu lebih dalam proses pembuatan kebijakan di Indonesia yang berfokus pada pentingnya partisipasi kaum muda dalam transisi energi. Selain itu, dijelaskan juga beberapa kerangka kerja yang dapat digunakan dalam menganalisis kebijakan, salah satunya adalah analisis pemangku kepentingan.
“Policy Workshop kali ini sangat luar biasa. Kita disuguhi oleh dua narasumber yang kemudian diajak untuk secara berkelompok menganalisis pemangku kepentingan dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan yang rendah karbon di DIY. Harapannya kita sebagai mahasiswa dan masyarakat umum dapat turut andil dalam hal kecil maupun besar untuk mendukung pembangunan yang rendah karbon.” Ujar Lia, salah satu peserta Policy Workshop NEX STEP XChange DIY.
New Energy Nexus Indonesia berupaya mendorong partisipasi kaum muda dalam proses pembuatan kebijakan transisi energi. Kami percaya bahwa peran aktif kaum muda dalam kebijakan transisi energi sangat penting untuk mempercepat pencapaian target bauran energi baru terbarukan (EBT) di tingkat nasional maupun sub-nasional. NEX STEP XChange akan kembali hadir sekaligus menjadi rangkain terakhir di NTT.