Peran Pemerintah Provinsi Bali dalam Mendukung Ekosistem Startup Teknologi Energi Bersih (Startup Cleantech) di Pulau Dewata

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target Net-Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Untuk mencapai target tersebut, diperlukan inovasi teknologi dan model bisnis yang dapat mempercepat adopsi teknologi energi bersih. Startup-startup cleantech, seperti yang telah terbukti oleh keberhasilan perusahaan besar seperti Tesla, Vestas, dan Jinko Solar, memainkan peran kunci dalam mendorong perubahan ini. Mereka bukan hanya mendukung transisi energi global, tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif dengan menciptakan lapangan kerja yang luas. Oleh karena itu, peran pemerintah, baik di tingkat nasional maupun sub-nasional, dalam mendukung ekosistem startup cleantech sangat penting. Ini terlihat dari langkah proaktif yang diambil oleh Pemerintah Provinsi Bali dengan menetapkan target net-zero di 2045, 15 tahun lebih awal dari target nasional. Untuk mencapai sasaran tersebut, Bali perlu memanfaatkan potensi startup cleantech lokal yang telah tumbuh di pulau tersebut. Meskipun begitu, startup cleantech di Bali dihadapi oleh beberapa tantangan, termasuk hambatan regulasi, pendanaan, keterbatasan R&D, dan kurangnya dukungan inkubator bisnis. Untuk mendukung pertumbuhan ekosistem startup cleantech di Bali, langkah-langkah seperti perbaikan regulasi, akses ke pendanaan, bantuan R&D, dan dukungan inkubator lokal sangat penting. Selain itu, pendidikan vokasi yang memasukkan teknologi energi bersih dan proyek percontohan di tempat wisata juga dapat memperkuat ekosistem startup cleantech di Bali. 

Dalam konteks yang lebih luas, policy brief ini memberikan panduan dan rekomendasi bagi Pemprov Bali dalam mendukung pertumbuhan ekosistem startup cleantech serta menciptakan dampak positif dalam transisi menuju energi bersih di Bali.

Peran Pemerintah Provinsi Bali dalam Mendukung Ekosistem Startup Teknologi Energi Bersih (Startup Cleantech) di Pulau Dewata