Mendorong Ekosistem Kewirausahaan yang Berkelanjutan: Peluncuran Program Matangi Bhumi Lestari

Di tengah tantangan iklim dan tuntutan ekonomi yang semakin kompleks, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci bagi solusi inovatif. Hal ini melandasi lahirnya program inkubasi Matangi Bhumi Lestari, hasil kerjasama antara Bali Entrepreneur Collaborator (BEC), Dinas Koperasi & UMKM Provinsi Bali, dan New Energy Nexus Indonesia. Program ini resmi dimulai ditandai dengan diadakannya peluncuran program pada 12 September 2025 kemarin, dihadiri oleh 25 tim startup terpilih, serta perwakilan pemerintah daerah.

Peluncuran program ini juga menjadi momen penandatanganan MoU antara BEC dan New Energy Nexus Indonesia yang menegaskan komitmen, yang bukan sekedar seremoni. Kolaborasi ini membuka ruang berbagi pengetahuan, memperluas jejaring, dan menciptakan peluang usaha berkelanjutan. Pada kesempatan ini, I Ketut Meniarta, Sekretaris Dinas Koperasi & UKM Provinsi Bali, menyebut program ini sebagai langkah awal penuh harapan membangun ekosistem kewirausahaan berkelanjutan.

Ia juga mendorong seluruh peserta inkubasi untuk memanfaatkan kesempatan ini secara maksimal, tidak takut gagal, dan menjadikan proses belajar sebagai bagian dari kesuksesan. “Jadikan inkubasi ini sebagai ajang untuk mengasah keterampilan, memperluas jejaring, serta menguatkan model bisnis agar benar-benar siap menghadapi tantangan pasar,” ujarnya.

Menanamkan nilai kreativitas dan etika dalam kewirausahaan

Dalam salah satu sesi berbagi kisah inspiratif, musisi sekaligus aktivis lingkungan Robi Navicula menekankan bahwa pertanyaan “pilih idealisme atau bisnis?” adalah salah kaprah. “Idealisme dan bisnis bisa berjalan bersamaan, asal ada kreativitas yang mencipta rasa (esensi) dan karsa (tekad),” ujarnya. Kreativitas, menurut Robi, adalah jembatan antara idealisme dan praktik bisnis.

Ia juga mengingatkan bahwa kurangnya kreativitas dapat menimbulkan kesenjangan antara idealisme dan bisnis. Idealisme bisa berjalan beriringan dengan kewirausahaan asalkan dijalankan dengan cerdas. Menurutnya setiap tindakan ekonomi yang bertujuan memenuhi kebutuhan dasar manusia, terutama pangan yang bersumber dari alam. Oleh karena itu, bisnis harus memperhatikan dampak lingkungan, misalnya dengan mengelola limbah plastik dan membangun rantai pasok yang berkelanjutan. Memahami etika dan filosofi di balik tindakan ekonomi menjadi kunci untuk membangun usaha yang menguntungkan sekaligus memberi nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan.

Pemerintah dan startup bersinergi untuk lingkungan

Kepala Dinas Koperasi & UKM Provinsi Bali, Tri Arya Dhyana Kubontubuh yang juga turut hadir, menyampaikan bahwa pihaknya berupaya menghadirkan pendekatan baru dalam pembinaan pelaku ekonomi. Baginya, keberhasilan usaha tidak hanya diukur dari keuntungan semata, tetapi juga dari kontribusi menjaga lingkungan. “Kalau kita baik pada lingkungan, lingkungan akan berbalik baik kepada kita,” ujarnya.

Melalui program Matangi Bhumi Lestari diharapkan dapat menanamkan nilai keberlanjutan sejak awal kepada startup dan koperasi binaan. Harapannya, pelaku usaha baru dapat merintis bisnis yang menguntungkan tanpa merusak lingkungan, bahkan memberi nilai tambah bagi kelestarian alam.

“Kami berharap peserta benar-benar memanfaatkan peluang ini untuk menunjukkan bahwa bisnis dan keberlanjutan lingkungan bisa berjalan seiring,” tambahnya. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi pemerintah, pelaku ekonomi, akademisi, dan komunitas untuk mewujudkan model bisnis berkelanjutan di Bali.

Inspirasi perjalanan startup

Dalam rangkaian acara terdapat juga sesi edukasi praktis untuk memperkuat kesiapan startup dengan mengundang 2 startup alumni program New Energy Nexus Indonesia. Ima Rida, CMO & Co-founder dari Magi Farm membagikan panduan terkait Business Model Canvas, Product Market Fit, dan strategi memilih tim yang tepat. Ia menekankan pentingnya memetakan seluruh elemen bisnis secara menyeluruh, memastikan produk sesuai kebutuhan pasar, dan membangun tim yang solid agar startup memiliki fondasi yang kuat.

Sementara itu, Erlangga Bayu, Co-founder dari Electric Wheel & BTI Energy berbagi kisah perjalanan membangun startup dari nol. Ia menekankan pentingnya memulai dari skala kecil, membangun personal branding untuk menegaskan identitas dan nilai unik, serta aktif membuka koneksi melalui berbagai acara. Pendekatan ini membantu startup tidak hanya siap menghadapi tantangan pasar, tetapi juga tumbuh secara berkelanjutan dengan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

Menuju ekosistem kewirausahaan berkelanjutan

Peluncuran program Matangi Bhumi Lestari menjadi titik awal kolaborasi yang lebih luas, di mana pemerintah, startup, dan komunitas bekerja sama menciptakan solusi inovatif bagi masyarakat sambil menjaga bumi. Dengan dukungan penuh dari BEC, Dinas Koperasi & UMKM Provinsi Bali dan New Energy Nexus Indonesia, diharapkan startup terpilih dapat menyeimbangkan bisnis, idealisme, dan lingkungan, sekaligus menghadirkan inovasi yang berdampak nyata bagi Bali.

Setelah melakukan beberapa rangkaian mentoring nantinya akan ada 10 startup terpilih yang mendapat dukungan dana total Rp100 juta, dengan harapan mereka dapat merintis usaha yang menguntungkan tanpa merusak lingkungan, bahkan menambah nilai bagi kelestarian alam. Upaya ini merupakan kolaborasi pemerintah, pelaku ekonomi, dan akademisi, membangun model bisnis yang berkelanjutan.

Reynaldo Sutjiadi selaku Program Manager New Energy Nexus Indonesia menyampaikan “Melalui program ini, kami tidak hanya memberikan ruang untuk mengembangkan bisnis, mentoring, dan berjejaring, tetapi juga berharap semua yang terlibat dapat saling mendukung, berkolaborasi, dan bersama-sama mengembangkan ekosistem kewirausahaan berkelanjutan di Pulau Bali.”


Tentang Matangi Bhumi Lestari

Matangi Bhumi Lestari adalah program inkubasi yang berada di bawah inisiatif Matangi Bali. Program ini lahir dari semangat menghadirkan inovasi yang regeneratif, transformatif, dan berpusat pada keberlanjutan bumi. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, Matangi Bhumi Lestari membuka ruang bagi wirausaha lokal untuk memperkuat kapasitas mereka sekaligus berkontribusi menciptakan solusi iklim yang relevan bagi Bali.

Matangi Bali adalah inisiatif yang bertujuan untuk menciptakan inovasi dan wirausaha solusi iklim guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan di Bali. Inisiatif ini diinisiasi oleh New Energy Nexus Indonesia sebagai bagian dari Koalisi Bali Emisi Nol Bersih bersama CAST Foundation, IESR, dan WRI Indonesia. Koalisi Bali Emisi Nol Bersih sendiri didukung oleh ViriyaENB.

Tentang New Energy Nexus Indonesia

New Energy Nexus adalah ekosistem akselerator dan pendanaan global yang mendukung pengusaha energi bersih, mulai dari teknologi baru, hingga penerapan dan adopsi energi bersih. Di Indonesia, New Energy Nexus bekerja untuk mendukung pengembangan ekosistem yang dapat mendukung kebutuhan inovator, startup, pengusaha, dan berbagai pemangku kepentingan di sektor energi bersih dan solusi iklim.

Penulis: Nasywa Makarim

Kredit Foto: Memora Productions

Comments are closed